Tuesday, December 29, 2009

Resensi Novel Hantu Ambulance

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karya sastra merupakan karya seni yang dihasilkan oleh para sastrawan dalam bentuk lisan maupun tulisan yang memiliki unsur-unsur mendidik, mengkritik, dan lain-lain. Ada bebeberapa jenis karya sastra seperti: Puisi,drama,novel,dan lain-lain.
Novel merupakan karya seni yang bersifat tulisan/buku, yang mungkin diambil dari kisah nyata si penulis ataupun hayalan atau keinginan yang ingin disampaikan melalui karyanya. Didalam novel terkandung pesan dan kesan yang dapat dicontoh atau tidak oleh para pembaca. Karena didalam novel kita sering menemukan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan nyata, selain itu juga novel bisa ditulis oleh penulis berdasarkan pengalaman yang dialami yang diwakilkan oleh nama-nama tokoh tertentu. Seiring dengan perkembangan Teknologi dalam bidang electronic terkadang novel bisa disajikan dalam bentuk pertujukan yang mempunyai makna yang bisa dinikmati oleh masyarakat, dengan pesan dan kesan tertentu yang disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti, hal ini bertujuan agar bisa memberikan pesan fositif terhadap masyarakat yang menikmati yang mempunyai keterbatasan dalam membaca.
Tidak hanya itu novel akan dikatakan sempurna jika novel tersebut membuat si pembaca seakan ikut sebagai tokoh didalamnya pada saat membacanya, serta bisa memberikan penilain dan membuat kesimpulan terhadap isi yang terkandung dalam novel itu. Karena dengan demikian secara tidak langsung pesan yang disampaikan penulis lewat novel sudah bisa dipahami oleh pembaca dengan membuat suatu kesimpulan.



1.2 RUMUSAN MASALAH
Saat ini banyak karya sastra yang beredar dimasyarakat, baik itu berupa novel, cerpen, puisi dan lain sebagainya. Namun dari begitu banyaknya karya sastra yang diterbitkan oleh penerbit mungkin ada beberapa karya sastra yang tidak memenuhi standart dari sebuah karya sastra. Misalnya masalah penggunaan bahasa, penggunaan kata – kata kias, serta penggunaan majas dalam suatu novel.
Untuk itulah diperlukan suatu resensi pada setiap karya sastra yang diterbitkan mengenai kelayakanya.


1.3 TUJUAN PENULISAN
Dalam suatu penulisan hendaknya didasari beberapa tujuan, dan resensi ini ditulis mempunyai tiga tujuan:
1. Untuk mengetahui sedetail mungkin tentang apa yang tertuang dalam novel ini, mengetahui ide-ide atau makna yang terkandung dalam novel ini serta untuk mengetahui tampilan fisik dari novel ini secara lengkap.
2. Sebagai bahan pembelajaran bagi para mahasiswa agar dapat memahami tentang cara-cara dalam meresensi novel.
3. Sebagai acuan dalam menentukan pilihan bagi pembaca yang ingin membaca novel ini.









1.4 KAJIAN TEORITIS
Resensi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Pada bagian penduluan, peresensi memberikan informasi mengenai identitas buku yang meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun terbitnya, jumlah halaman, dan harga buku jika diperlukan. Kemudian di bagian kedua berisi ulasan tentang tema atau judul buku, paparan singkat isi buku (mengacu kepada daftar isi) atau gambaran tentang keseluruhan isi buku, dan informasi tentangl atar belakang serta tujuan penulisan buku tersebut. (Romli ,2003: 78—81)
Langkah awal yang harus dilakukan oleh peresensi dalam menulis resensi novel adalah melakukan apresiasi sastra. Menurut Samad (1997:54), apresiasi memiliki pengertian memahami, menikmati, menghargai, dan menilai. Dalam hubungannya dengan kegiatan menulis resensi novel, peresensi tidak akan dapat menikmati karya itu sebelum ia memahami dan juga merasakan apa yang terkandung dalam novel tersebut.

1.5 METODELOGI
Metode merupakan cara dalam melakukan sesuatu kegiatan. Metode di gunakan dalam memecahkan suatu masalah untuk mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam penyusunan resensi ini digunakan beberapa metode atau tahapan-tahapan, seperti: menentukan topik, melakukan observasi/pengamatan, membuat kerangka tulisan, membuat resensi novel, dan mengambil kesimpulan
1. Menentukan topik
Menentukan topik adalah suatu tahapan yang amat penting, karena dengan topik yang sudah ditentukan kita bisa mulai memikirakn langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya. Pada tahap ini saya menentukan terlebih dahulu tentang novel apa yang akan diresensi agar lebih mudah dalam mencarinya, kemudian mencari novel dengan topik yang telah ditetukan sebelumnya dan memilih salah satunya yang berjudul Hantu Ambulance. Setelah mendapatkan topik tersebut, saya melanjutkan tahap yang kedua.
2. Melakukan observasi
Dalam tahapan ini saya melakukan pencarian data (informasi), tentang segala sesuatu yang terkait dengan novel tersebut, seperti: Membaca dan mempelajari isi novel tersebut dengan seksama, sehingga mempermudah dalam melanjutkan ke tahapan selanjutnya. Segala informasi atau data yang telah didapatkan dari novel tersebut kemudian dicatat untuk keperluan selanjutnya.
3. Membuat kerangka tulisan
Membuat kerangka tulisan bertujuan supaya lebih mudah dalam meresensi suatu sumber data. Pada tahapan ini, kerangka tulisan disusun dan akan dipakai didalam penyusun resensi novel. Selanjutnya kerangka tersebut akan dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang utuh.
4. Membuat resensi novel
Saya mengembangkan kerangka tulisan yang telah saya buat sebelumnya menjadi sebuah resensi novel yang utuh untuk kemudian dibuat dengan format yang sasuai dengan tugas yang diberikan (diketik).
5. Mengambil kesimpulan
Kesimpulan merupakan suatu hal yang ingin dicapai pada setiap penulisan. Setelah semua resensi dan bagian-bagiannya dilakukan dilanjutkan dengan menentukan kesimpulan dari semua yang telah dikaji dengan seksama dan semua akan tertera pada bab terakhir dari resensi ini.






BAB II
RESENSI NOVEL
Hantu Ambulance

2.1 RINGKASAN HANTU AMBULANCE
Hantu ambulance merupakan judul dari novel ini. Kisah ini diambil dari kisah nyata dari suatu tempat diBandung tepatnya disebuah jalan Baureksa nomer 13 yang jauh dari keramaian, tinggal sebuah keluarga yang mencari pesugihan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Mereka adalah Gina, Prasetyo dan kedua anaknya Sasha dan Rano. Kisah ini diawali karena sang suami (Prasetyo) tidak bisa menapkahi istri dan kedua anaknya. Sehingga sang istri menempuh jalan sesat untuk mendapatkan banyak uang. Kini mereka hidup bergelimang harta, tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pesugihan yang mereka sembah sekarang ingin menagih janjinya. Tetapi keluarga tersebut tidak bisa menepati janjinya. Karena itu mereka sekeluarga dikutuk dan hanya kematian yang bisa mengahirinya. Gina dan Sasha tewas saat mobil ambulance yang mengantar mereka kerumah sakit tersebut menabrak mobil yang berlawanan arah. Prasetyo yang selamat dari maut namun ia mengalami amnesia sehingga dirawat dirumah sakit jiwa. Kejadian tersebut terjadi pada saat mereka mencoba untuk menghindari kutukan tersebut. Tetapi anak mereka Rano selamat dari bencana itu, karena mereka menitipkannya pada neneneknya. Tidak sampai disana iblis yang penuh kemarahan itu masih mengicar keluarga yang masih lolos dari keganasan iblis tersebut. Rano yang merupakan anak yang masih kecil pada waktu itu tidak mengetahui apa yang menimpa keluarganya, setelah besar ia hanya berpikir tentang apa yang sudah terjadi pada kelurganya, karena seingatnya ia dibesarkan oleh seorang nenek. Beberapa tahun kemudian, Rano yang selamat dari kejadian itu sudah dewasa. Mereka berdua tinggal bersama di Jakarta sejak dia dititipkan ibunya pada Widya. Rano bisa mengetahui hal tersebut ketika ia lulus SMA dan memekirkan kemana ia akan melanjutkan study. Dengan beberapa temannya, yakni Ocha,Dicky,dan Popi berkeinginan melanjutkan study mereka di Bandung
Suatu hari mereka berempat pergi ke Bandung untuk mencari rumah kontrakan. Dari pagi sampai sore mereka tidak menemukan rumah kontrakan yang cocok dengan selera mereka, sehingga mereka berpikir untuk kembali ke Jakarta dan mencari rumah kontrakan pada lain waktu. Akhirnya Rano memberitahu sebuah alamat kepada tiga temannya’’Mungkin rumah kontrakan ini cocok buat kita dan belum diambil oleh orang lain, kata Rano sambil memberikan alamatnya’’. Ketiga temannya pun terdorong untuk melihat rumah kontrakan tersebut. Merekapun berangkat sampai pada akhirnya sampai disebuah jalan yang sekelilingnya di penuhi pepohonan, suasananyapun sejuk dan jauh dari kebisingan kota. Tanpa disadari oleh Rano bahwa rumah itu adalah tempat tinggalnya pada waktu kecil. “Bukan ini rumahnya kata salah satu teman Rano, Popi”. Dan mereka berempatpun turun dari mobil dan salah satu teman Rano menelpon ibu yang punya rumah tersebut. Tidak lama menunggu ibu yang punya rumah tersebut datang dan mengajak mereka berempat untuk melihat-lihat dalam rumah tersebut. Tapi ada suatu hal yang ada pikiran Rano karena setiap dia tidur dia selalu memimpikan datang kerumah ini dan dalam mimpinya dia melihat fotonya dengan keluarganya. Dengan hati yang bertanya-tanya diapun masuk dan ikut melihat-lihat isi dari rumah tersebut.Semakin dia masuk kedalam rumah,semakin kuat perasaannya mengenali rumah tersebut.
Setelah beberapa lama mereka melihat-lihat akhirnya mereka memutuskan untuk menempati rumah tersebut.Pada saat tawar menawar harga salah satu teman Rano,Popi memperhatikan sebuah mobil van yang diselubungi bahan parasut, ia bertanya pada pemilik kontrakan tapi ibu tersebut dengan kebohongannya menjawab itu mobil milik orang tuanya yang pernah bekerja dirumah sakit dan belum sempat memindahkannya.Akhirnya mereka berempat balik kejakarta dan akan menempati rumah tersebut sebelum kuliah berlangsung.
Beberapa hari kemudian mereka berempatpun sudah menempati rumah yang pada siang harinya sejuk dan asri tapi sangat mencekam pada malam harinya. Merekapun sudah membagi tugas masing-masing untuk membersihkan kontrakan tersebut. Beberapa saat kemudian dua teman Rano, Dicky dan Ocha menghampiri mobil van yang diparkir dihalaman kontrakan mereka. Dicky membuka parasut yang menyelubungi mobil tersebut dan melihat-lihat mobil tersebut lebih dekat.Tidak lama kemudian Ocha melihat bayangan hitam dalam mobil tersebut. Dia menceritakan hal tersebut pada Dicky tapi sedikitpun Dicky tidak percaya pada Ocha yaitu pacarnya sendiri. Saat mereka asyik berdebat tiba-tiba mobil tua itu bergetar dengan keras sampai-sampai mereka berdua ketakutan.Suatu hari teman Rano,Dicky berusaha memindahkan mobil tersebut dari rumah kontrakan mereka,dari sanalah awal dari kesialan remaja-remaja tersebut.Hari berganti hari mobil tersebut meminta tumbal yang diawali oleh Dicky yang bukan lain adalah teman Rano sendiri. Dia terkurung dalam mobil tersebut. Tapi untungnya para warga disana mampu menolangnya sehingga dia bisa selamt dari kematiannya. Rano yang tidak terima dengan hal itu pergi keseorang dukun yang tidak jau dari tempat itu. Tapi yang membuat Rano kaget adalah rumah tersebut adalah rumahnya dengan orang tuanya dulu yang mencari pesugihan dan meminta tumbal dari keluarga tersebut.
Beberapa saat kemudian Rano mendatangi Widya yang tidak lain adalah neneknya sendiri untuk menanyakan hal tersebut. Widyapun menjelaskan semuanya tanpa melebihi dan mengurangi. Dari sanalah Rano mengerti semuanya. Tidak lama kemudian Rano ingat dan mengkhawatirkan keselamatan teman-temannya. Diapun kembali ketempat tersebut, sesampinya disana Ocha teman Rano sudah terbujur kaku dan tak bernapas. Dan pada akhirny Ocha dibawa kejakarta untuk dimakamkan yang ditemani oleh Dicky yang tiada bukan adalah pacarnya. Tetapi Rano sendiri tidak bias untuk meninggalkan rumah tersebut yang ditemani oleh Popi teman sekaligus orang yang sangat mencintainya.Detik demi detik,jam demi jam monster itu terus mengganggu mereka disana. Sehingga merekapun memutuskan untuk pergi dari sana dan tinggal dihotel tempat pacar Rano menginap. Rano meninggalkan Popi dengan pacarnya yaitu Fiona dikamar untuk meminta pertolongan dengan seorang dukun yang pernah dia temui. Tidak lama Rano pergi monster tersebut membawa Popi dan Fiona pergi dengan ambulance angker tersebut. Ranopun mengejarnya sampai disebuah gudang kosong. Disanalah mereka bertiga berjuang untuk hidup. Dan pada akhirnya Popi menjadi tumbal dari keganasan monster tersebut. Di tempat lain prasetyo yang tidak lain adalah ayah Rano yang bersembunyi disuatu tempat bertahun-tahun akhirnya menjadi tumbal terarhir dari monster tersebut.

2.2 RESENSI RINGKASAN
Dari resensi yang dilakukan pada novel yang berjudul “Hantu Ambulance” dapat di temukan beberapa hal yaitu:
1) Dalam gaya bahasa. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini adalah gaya bahasa Prosais. Yaitu dalam cerita tersebut digunakan ungkapan sehari-hari yang pada dasarnya cenderung tidak memperhatikan unsur-unsur Puitis.
2) Unsur alur dalam cerita ini lebih cenderung menggunakan unsur plot.
3) Novel yang saya resensi disini sudah memiliki kelayakan novel di antarnya:
a) Judul novel : Hantu Ambulance
b) Penulis : Diyah Ratna
c) Penerbit : Gagas Media
d) Tebal halaman : 160
e) Warna sampul : Hitam
4) Dari hasil resensi, masing-masing tokoh dalam novel tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda,seperti:
a) Rano : Laki-laki yang memiliki sifat yang keras kepala dan rasa ingin tahu yang besar.
b) Popi : Wanita yang penyabar.
c) Ocha : Wanita yang penakut.
d) Dicky : Laki-laki yang senang bergurau dan tidak pernah serius.
e) Widya : Wanita yang baik.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Dari resensi yang dilakukan pada novel yang berjudul “Hantu Ambulance” dapat ditarik kesimpulan bahwa masing-masing tokoh dalam novel itu memiliki karakter yang berbeda – beda, Selain itu juga berdasarkan resensi yang dilakukan novel dengan judul Hantu Ambulance sudah mencakup semua unsure kelayakan sebuah karya sastra, karena dalam novel tersebut sudah masuk semua unsur-unsur sastra, seperti: Pendahuluan, Isi dan penutup yang merupakan bagian terpenting dari suatu karya sastra.

3.2 SARAN – SARAN
Demi kesempurnaan suatu karya novel ada baiknya setiap novel yang akan diterbitkan yang nantinya akan di baca oleh masyarakat luas dilakukan suatu resensi pada novel tersebut agar bisa memberikan suatu pemahaman terhadap masyarakat tentang makna yang terkandung pada novel tersebut.

No comments:

Post a Comment